Tata Ruang Perpustakaan Umum
Perpustakaan
umum merupakan perpustakaan yang melayani seluruh lapisan masyarakat
tanpa membedakan status sosial, suku, agama, latar belakang, pendidikan,
dan sebagainya (Hermawan dan Zen, 2006:30). Dan Perpustakaan umum
adalah sebuah lembaga pendidikan bagi masyarakat umum dengan menyediakan
berbagai ilmu pengetahuan, informasi, budaya, dan teknologi sebagai
sumber belajar untuk memperoleh dan meningkatkan ilmu pengetahuan bagi
seluruh lapisan masyarakat (Sutarno NS, 2006:43).
Namun ada
hal penting yang harus diperhatikan pada sebuah perpustakaan yaitu
tampilan tata ruang perpustakaan. Mengapa?... Sebab bila perpustakaan
memiliki desain tampilan ruangan yang nyaman dan tidak monoton, akan
membuat masyarakat tertarik untuk datang ke perpustakaan, bahkan bisa
betah berlama-lama di dalam perpustakaan umum.
1. Area Penerimaan
Area penerimaan atau sirkulasi merupakan
cermin dari keseluruhan layanan di perpustakaan, sebab jika masyarakat
mengunjungi perpustakaan pasti yang dihadapkan pertama kali adalah area
penerimaan. Jika area penerimaan perpustakaan di desain dan ditata
dengan menarik dapat mengundang masyarakat agar terdorong dan tertarik
untuk melihat keseluruhan isi perpustakaan.
Area
Penerimaan acap kali dianggap sebagai ujung tombak perpustakaan karena
area ini yang pertama kali berhubungan dengan pengguna atau masyarakat
yang dapat berpengaruh terhadap citra dan image perpustakaan (Ni Ketut
Evarini DKK, 2016).
Agar masyarakat atau pengguna terdorong untuk melihat seluruh layanan dan ruang perpustakaan, maka pada area penerimaan (sirkulasi)
harus mempunyai kesan yang menarik. Penataan ruang dengan desain yang
menarik dan tidak membosankan, dilengkapi pemilihan warna, pola, maupun
furniture yang tepat sehingga menciptakan suasana ruang yang akan
dicapai.
2. Area Koleksi
Area
koleksi atau bahan pustaka merupakan area yang wajib ada di sebuah
perpustakaan, sebab perpustakaan adalah tempat informasi seperti buku.
Dalam perpustakaan umum pada area koleksi nya, menerapkan sistem layanan
terbuka (open access) yang membebaskan pengguna dan masyarakat
dalam memilih dan mengambil sendiri buku atau bahan pustaka yang
dibutuhkannya (Lisda Rahayu, 2014).
Pada penataan ruang dalam sistem layanan terbuka, area koleksi perpustakaan dan area membaca dapat dipisah maupun digabung. Jika dipisah penempatan area nya, maka harus dipikirkan penempatan perabotnya seperti rak-rak buku, agar pergerakkan pengguna yang sedang mencari atau memilih buku tidak mengganggu area membaca.
Pada area koleksi perlu ada pengelompokkan rak-rak buku, misalnya terdapat area koleksi buku yang bisa dipinjam, area buku yang tidak bisa dipinjam (referensi), serta adanya penjelasan terhadap area buku untuk anak, remaja dan dewasa. Dalam penyusunan rak dan bahan pustaka harus sesuai dengan subjek dan jenis koleksinya, agar memudahkan pengguna dalam mencari buku/koleksi yang diinginkan. Serta supaya pengguna mudah berlalulalang dalam mencari buku, perlu diperhatikan jarak antara rak yang berhadapan minimal 1 meter.
Pada penataan ruang dalam sistem layanan terbuka, area koleksi perpustakaan dan area membaca dapat dipisah maupun digabung. Jika dipisah penempatan area nya, maka harus dipikirkan penempatan perabotnya seperti rak-rak buku, agar pergerakkan pengguna yang sedang mencari atau memilih buku tidak mengganggu area membaca.
Pada area koleksi perlu ada pengelompokkan rak-rak buku, misalnya terdapat area koleksi buku yang bisa dipinjam, area buku yang tidak bisa dipinjam (referensi), serta adanya penjelasan terhadap area buku untuk anak, remaja dan dewasa. Dalam penyusunan rak dan bahan pustaka harus sesuai dengan subjek dan jenis koleksinya, agar memudahkan pengguna dalam mencari buku/koleksi yang diinginkan. Serta supaya pengguna mudah berlalulalang dalam mencari buku, perlu diperhatikan jarak antara rak yang berhadapan minimal 1 meter.
3. Area Membaca
Menurut
Lisda Rahayu dalam buku nya Pelayanan Bahan Pustaka tahun 2014,
dijelaskan bahwa perpustakaan menyediakan ruang baca bagi pengguna untuk
membaca berbagai macam koleksi yang tersedia di perpustakaan. Area ini
disediakan untuk pengguna yang hanya butuh membaca-baca di dalam
perpustakaan.
Pada area
membaca terdapat beberapa ruang yang di khususkan dalam penataan ruang
perpustakaan di antaranya area membaca individu, area membaca
berkelompok, area membaca santai, area remaja, area dewasa, dan area
anak-anak.
4. Area Multimedia
Dengan
semakin majunya zaman dan berkembangnya teknologi informasi
mengakibatkan jenis bahan pustaka ikut berkembang. Terdapat ruang khusus
multimedia yang disediakan untuk koleksi-koleksi multimedia seperti
kaset, microfis, mikrofilm, CD/DVD ROM, serta fasilitas komputer dan
internet (Lisda Rahayu, 2014).
Area
multimedia ditempatkan dalam satu kelompok dan harus terpisah dari area
lain. Pada area ini juga bisa dilengkapi perlengkapan elektronik seperti
komputer, tape recorder, video, serta TV tergantung dengan kebutuhan
perpustakaannya. Dan area ini dilengkapi dengan berbagai furniture dan
parabot seperti meja dan kursi yang sesuai dengan jumlah peralatan yang
tersedia.
5. Area Kerja Petugas
Area kerja
petugas adalah tempat petugas perpustakaan dalam melakukan kegiatan di
perpustakaan seperti pelayanan, pengolahan, preservasi koleksi, serta
pengelolaan umum. Alangkah baiknya area petugas untuk pelayanan
diletakkan di dekat pintu masuk agar petugas bisa mengawasi seluruh
kegiatan di perpustakaan. Dan untuk area pengolahan dan preservasi
ditempatkan pada area tersembunyi yang tidak berhubungana langsung
dengan pengguna.
Adapun
perabot dan ruang yang dapat membantu kinerja di area petugas
diantaranya meja dan kursi kerja khusus petugas, perabot dan area untuk
pengolahan dan preservasi, perabot untuk katalog, dan perabot lain
seperti tersedianya lemari penitipan barang (locker room).
6. Area Penunjang
Perpustakaan
umum mempunyai ruang yang cukup besar, yang bisa menyediakan area-area
untuk mendukung kelancaran kegiatan perpustakaan. Seperti hal nya dengan
area penunjang yang harus disediakan oleh perpustakaan untuk sebagai
penunjang berbagai kegiatan di perpustakaan.
Perpustakaan
wajib menyediakan mushola karena berada di negara yang mayoritas
muslim, dan pengguna nya banyak yang muslim. Hal tersebut berguna bila
pengguna sedang membaca di perpustakaan dan jam menunjukkan waktu solat,
pengguna bisa segera menunaikan solat terlebih dahulu baru melanjutkan
membaca.
Kemudian
penyediaan fasilitas WC/toilet sangat penting di perpustakaan, namun
letaknya tidak terlalu dekat dengan area koleksi atau membaca. Di area
toilet pun harus ditata dengan bersih agar siapapun yang menggunakan
toilet merasa nyaman dan harus menjaga kebersihan juga.
Adapun
ruang bersama atau ruang serbaguna yang disediakan oleh perpustakaan
umum, tujuannya agar bila ada kegiatan seminar, workshop, kursus,
pameran, serta kunjungan bisa menggunakan ruang tersebut.
Kemudian
tersedianya area dan fasilitas penunjang untuk pengguna penderita
difabel. Sebab perpustakaan umum merupakan fasilitas untuk semua
kalangan, maka perpustakaan wajib menyediakan fasilitas yang ramah dan
memadai bagi pengguna difabel. Begitu juga dengan perabot dan furnitur
nya harus memadai dan membantu pengguna yang difabel (Safrudin Aziz,
2014).
Lalu bagaimana strategi perkembangan lanjutan pada perpustakaan umum? Yuk disimak...
1. Fleksibilitas Fungsi Perpustakaan Umum
Selain
terdapat kegiatan membaca dan mengakses informasi, perpustakaan umum
dapat mengadakan berbagai kegiatan yang dilakukan di salah satu ruang
perpustakaan, kegiatan tersebut diikuti oleh masyarakat dan sekaligus
mempromosikan perpustakaan dan minat baca terhadap masyarakat.
Terlebih
lagi untuk anak-anak yang saat ini berada ditengah-tengah globalisasi
yang menyebabkan minat baca dan kedekatan terhadap buku menurun. Maka
perpustakaan harus membuat kegiatan yang bertujuan agar anak-anak bisa
lebih dekat dengan perpustakaan dan buku. Kegiatannya antara lain lomba
bercerita, mendengarkan cerita, pelatihan, dan lainnya.
2. Aspek Ramah Lingkungan dalam Desain Tata Ruang
Sebagai
pusat kegiatan masyarakat, perpustakaan umum harus mampu memberikan
contoh yang ramah lingkungan pada desain tata ruangnya. Contohnya
seperti desain bangunan yang bisa memanfaatkan cahaya matahari dan
pengudaraan alami secara efektif dan efisien, sehingga memberikan rasa
nyaman bagi pengguna.
Kemudian
efisiensi energi, yaitu penggunaan energi yang seperlunya agar dapat
menghemat energi. Perpustakaan mengadakan pengelolaan sampah seperti
memisahkan sampah yang dapat di daur ulang dan yang tidak, kegiatan daur
ulang bisa dilakukan bersama masyarakat untuk dibuat kerajinan. Serta
Penyediaan ruang terbuka hijau di sebagian lahan perpustakaan, seperti
terdapat taman dan area membaca santai.
3. Pemanfaatan Teknologi
Perkembangan
teknologi sangat besar pengaruhnya terhadap perpustakaan, dan
bermanfaat untuk kelangsungan kegiatan di perpustakaan. Seperti tersedia
nya internet, katalog online, koleksi digital, dan alat keamanan (CCTV
dan sensor keamanan pada pintu keluar perpustakaan).
4. Partisipasi Masyarakat
Sebagai
pusat kegiatan masyarakat, perpustakaan umum merupakan fasilitas milik
masyarakat bersama. Seluruh kegiatan yang dilakukan oleh perpustakaan
harus melibatkan masyarakat termasuk dalam kegiatan perencanaan dan
pengelolaan perpustakaan, agar masyarakat merasa menjadi bagian dari
perpustakaan umum.
Demikian informasi tentang Penataan Ruang dan Pengembangan Perpustakaan Umum, semoga bermanfaat dan jangan lupa untuk mengisi kolom komentar dan share ke kerabat kalian ya. Terimakasih...
Demikian informasi tentang Penataan Ruang dan Pengembangan Perpustakaan Umum, semoga bermanfaat dan jangan lupa untuk mengisi kolom komentar dan share ke kerabat kalian ya. Terimakasih...
Sumber:
- Perpustakaan Nasional RI. 2009. Pedoman Tata Ruang dan Perabot Perpustakaan Umum. Perpusnas RI: Jakarta.
- Rahayu, Lisda Dkk. 2014. Pelayanan Bahan Pustaka. Universitas Terbuka: Tangerang Selatan.
- Aziz, Safrudin. 2014. Perpustakaan Ramah Difabel. Ar-Ruzz Media: Yogyakarta.
Comments
Post a Comment